Tuesday, September 20, 2016

Inilah 6 Bencana Alam Paling Aneh Sepanjang Sejarah Dunia

Inilah 6 Bencana Alam Paling Aneh Sepanjang Sejarah Dunia


Image result for bencana alamMusibah seperti bencana tak bisa diprediksi kedatangannya. Tiba-tiba terjadi dan tak jarang memakan korban dalam jumlah banyak.

Tak hanya gempa, badai topan atau bencana skala besar lainnya, Bumi juga sempat dihantam meteor jatuh. Letusan gunung berapi yang mengubah iklim dunia hingga ledakan misterius di Siberia juga salah satunya.


Bencana alam juga terkadang menimbulkan dampak aneh pada Bumi. Seperti hilangnya matahari hingga munculnya selubung debu.

Berikut Inilah 6 Bencana Alam Paling Aneh Sepanjang Sejarah Dunia yang dikutip dari History Channel, Senin (7/12/2015):

1. Tahun tanpa Musim Panas

Pada April 1815, Gunung Tambora di Indonesia meletus. Peristiwa itu disebut-sebut sebagai salah satu peristiwa letusan gunung berapi paling dahsyat dalam sejarah.

Letusannya menewaskan puluhan ribu orang di Asia Tenggara dan memuntahkan awan debu raksasa ke stratosfer.

Seiring menyebarnya awan tersebut ke seluruh penjuru dunia, sinar matahari menjadi terhalang. Akibatnya suhu udara turun sekitar 3 derajat dan terjadilah distorsi cuaca dalam skala dahsyat pada tahun berikutnya.

Di India, kekeringan dan banjir akibat efek letusan Tambora mengubah ekologi Teluk Benggala dan memicu munculnya tipe kolera baru yang membunuh jutaan orang. Di Eropa, hujan dan musim dingin berkepanjangan menyebabkan terjadinya kelaparan dan kerusuhan sipil yang meluas.

Di Amerika Serikat, salju turun dengan lebatnya di beberapa negara bagian di bulan Juni, menggugurkan tanaman pangan dan memicu kemunduran ekonomi.

New Englander menjuluki tahun 1816 sebagai Eighteen-hundred-and-froze-to-death, namun kemudian lebih dikenal sebagai Tahun tanpa Musim Panas.

Gangguan cuaca itu menghasilkan efek samping yang lumayan unik. Penemuan sepeda oleh penemu Jerman Karl Drais dihubung-hubungkan dengan tingginya harga pakan kuda di Eropa akibat kejadian tersebut.

Di Swiss, hujan berkepanjangan pada tahun 1816 memaksa penulis Mary Shelley melewatkan musim panasnya di dalam rumah saja. Dia lalu menyibukkan diri dengan menulis novel horor paling terkenal Frankenstein.

2. The Carrington Effect tahun 1859

Badai matahari (solar flare) terjadi saat energi magnetis yang terpendam di permukaan matahari dilepaskan melalui ledakan radiasi dan partikel bermuatan. Kekuatan ledakan yang dihasilkan setara dengan ledakan jutaan bom hidrogen, dan angin matahari yang dihasilkannya bisa menebar petaka pada atmosfer bumi.

Persis seperti itulah yang terjadi di akhir Agustus dan awal September 1859, saat bumi dibombardir oleh badai matahari paling besar dalam sejarah.

Peristiwa yang disebut Carrington Event -- dinamai berdasarkan nama astronom Inggris Richard Carrington-- ini membuat langit berkilau dengan aurora berwarna-warni yang bersinar hingga ke selatan Hawaii.

Di Colorado, malam begitu terang sehingga seorang saksi mata melaporkan kalau orang bisa dengan mudahnya membaca di malam hari.

Pemandangannya mungkin memang indah, tapi gangguan geomagnetik yang diakibatkannya melumpuhkan sistem telegraf di seluruh dunia. Percikan api keluar dari beberapa mesin telegraf, menyebabkan terjadinya kebakaran dan menyetrum operator mesinnya.

Atmosfer begitu bermuatan listriknya sampai-sampai di beberapa tempat ada teknisi yang masih bisa mengirim pesan walau baterai telegrafnya sudah dilepas. Badai Matahari Tahun 1985 akhirnya berakhir setelah beberapa hari, namun ilmuwan memperkirakan kalau kejadian yang sama terulang lagi sekarang, sistem telekomunikasi bisa luluh lantak dan menyebabkan kerusakan hingga triliunan dolar.

3. Tahun Belalang 1874

Wabah belalang yang menghancurkan tanaman tani mungkin biasa terjadi di akhir abad ke-19 di Amerika, tapi semua itu tak ada apa-apanya dibandingkan apa yang terjadi di Great Plainspada musim panas 1874.

Musim semi yang kering dan gersang saat itu menciptakan kondisi ideal bagi belalang di Pegunungan Rocky untuk bertelur dalam jumlah besar. Triliunan telur itu kemudian menetas dan menyerbu Nebraska, Kansas, Dakota, Iowa dan beberapa negara bagian lainnya.

Saksi mata menyebut kalau belalang itu tiba dalam kumpulan besar menyerupai awan yang sangat tebal sampai bisa menghalangi sinar mentari selama beberapa jam. Setelah mendarat, mereka melahap semua tanaman di ladang, tumbuhan lokal bahkan pakaian yang dikenakan orang.

"Udara benar-benar jadi hidup karena mereka,” tulis New York Times.

“Mereka menabrak rumah, mengerumuni jendela, m

download now